Pemotongan Tarif Biaya Sewa Ojol Oleh Pemerintah

Pemotongan Tarif Biaya Sewa Ojol – diminta untuk lebih hati-hati dan teliti dalam mengambil keputusan berkaitan kebijakan pemotongan biaya sewa aplikasi ojek online (ojol).

Ekonom Universitas Airlangga yang juga peneliti di Research Institute of Socio-Economic Development (RISED) Rumayya Batubara memperkenalkan, pemotongan biaya sewa aplikasi, mempunyai dampak luas, mulai dari sisi perusahaan aplikator, mitra driver, dan ekosistem ojol secara keseluruhan. Pasalnya, sebagian dari biaya sewa aplikasi Slot Gacor Terbaru itu, kemudian dikembalikan lagi ke para driver, antara lain dalam wujud promo.

Menurut Rumayya, akan lebih ideal, perusahaan aplikator justru dikasih keleluasaan untuk menentukan berapa biaya sewa aplikasinya. Malah, tak kalah penting, pemerintah juga sebelum mengambil keputusan, dapat lebih luas menentukan banyak sisi, seperti apakah penetapan biaya sewa aplikasi itu akan berimbas pada kesehatan keuangan aplikator.

Hal lain yang disorot, Rumayya memperkenalkan, dalam jangka panjang pemotongan biaya sewa aplikasi juga akan berimbas pada berkurangnya insentif mitra pengemudi. Dia khawatir, jika kemudian biaya sewa dipangkas, akan berimbas kian berkurangnya program marketing untuk konsumen, yang ujungnya akan menurunkan atensi konsumen pada layanan aplikator dan merugikan ekosistem.

Pendapatan mitra driver bukan cuma dari biaya, melainkan juga dari bagian-bagian seperti insentif. Tarif pemasaran diaplikasikan untuk meningkatkan permintaan pasar. Nah, semua itu kan butuh biaya untuk pengelolaan aplikasinya,” ujar Rumayya, dikutip Rabu, 5 Oktober 2022.

Sebab itu, ketika biaya sewa aplikasi dipangkas, aplikator semestinya mengambil jalan lain untuk menutup biaya pengelolaan aplikasi. Selain itu, aplikator juga berpotensi menaikkan biaya ojol di luar biaya yang telah ditentukan Kemenhub.

Pemerintah dievaluasinya dapat memberikan subsidi bahan bakar minyak (BBM) untuk para mitra driver ojol tanpa semestinya memotong biaya sewa aplikasi. Jadi aplikator tak dirugikan, sementara mitra driver juga konsisten memperoleh kesejahteraan.

Penyesuaian biaya sewa aplikasi, juga dikhawatirkan berimbas kepada pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Hal itu dikarenakan banyak pelaku UMKM yang menjual dagangannya dengan aplikasi ojol. Bukan hal aneh, ketika ini konsumen membeli di aplikasi ojol karena ada banyak diskon, promo, potongan harga, dan diskon biaya kirim dimana semuanya bagian dari inisiatif pemasaran dari aplikator.

“Nah, jika biaya pemasaran tersebut berkurang dampak pemangkasan biaya untuk pengelolaan aplikasi tentu dampaknya juga akan dinikmati oleh UMKM yang berjualan di aplikasi” jelasnya.

Adapun kenaikan biaya ojol berlaku sejak 11 September 2022 lalu. Tarif ojol yang baru tersebut tertuang dalam Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 667 Tahun 2022 tentang Tanda Perhitungan Tarif Jasa Pemakaian Sepeda Motor yang Dipakai untuk Kepentingan Masyarakat yang Dilaksanakan dengan Aplikasi. Dalam keputusan tersebut, juga ditentukan biaya sewa penerapan aplikasi ditentukan paling tinggi 15 persen dari sebelumnya 20 persen.